Kamis, 20 Mei 2010

Lika Liku mencari Pekerjaan

Sedikit ingin berbagi dengan pembaca setia blog ku (koyok onok2o ae sing mbaca) aseline ga onok sing moco...
Saya bener2 ingin berbagi tentang kegalauan hati ini
Betapa susahnya mencari pekerjaan

Rasanya prestasi-prestasi yang dulu saya ukir sejak kecil, sama sekali tidak berguna bilamana kita tidak kuat dalam bahasa inggris, matematika, dan mempunyai penampilan yang menarik... dan satu lagi yang terpenting punya koneksi di suatu perusahaan...

Disini saya menghilangkan faktor keberuntungan. Keberuntungan adalah faktor terbesar setelah kepandaian. Fakor tersebut hanya bisa kita dapatkan dengan berdoa. Hanya campur tangan Tuhan yang bisa membuat kita beruntung. Karena itu kita harus selalu berdoa. Janganlah berdoa meminta ini itu, tapi berdoa lah dengan banyak banyak mengucap syukur kepada Nya, karena dengan kita mengucap syukur kepadaNya, rejekiNya yang Maha Luas akan diberikan kepada kita lebih-lebih dan lebih melimpah lagi. Amien ya Allah, semoga saya selalu menjadi hambaMu yang senantiasa bersyukur.

He'eh ampe lupa mau cerita tentang point pentingnya....

Ga guna banget deh ketika saya SD saya juara lomba baca puisi, jadi murid teladan di SD. Juara baca puisi mulai dari sekecamatan, kotamadya ampe Propinsi. Selalu rangking 1 atau 2 (kagak pernah rangking 3... songong) dan ga pernah keluar dari 10 besar sepanjang saya sekolah dan kuliah. Juara fashion show, menari, senam... sampai saat kuliah pun, saya aktif di keorganisasian, IPK cumlaude, ikutan lomba dan lain-lain. Semua itu ga guna, ga ada nilai plus di mata perusahaan untuk menerima saya dalam pekerjaan kalo saya ga bisa ngelaluin yang namanya psikotest.

Ngomong-ngomong soal Psikotest, huf... kalo dari dulu gitu,mending saya les psikotes ajah terus, ga usah sekolah, ga usah kuliah. Cukup pinter Bahasa Inggris, cukup bisa menghitung selembar kertas A3 yang berisi angka, dan belajar muter-muterin, menggulang gulingkan kubus, that's enough... Saya juga heran, apakah dalam standard semua perusahaan dalam menerima pegawai yang seperti itu. Ditambah lagi dengan ulah Psikolog atau apalah namanya yang sok-sok banget yang katanya di bidang keilmuannya bisa menilai dan menentukan orang tersebut layak atau tidak bekerja dalam perusahaan atau tidak. Hanya dengan berbicara pada kita selama 5 menit sudah menilai dan mengetahui bagaimana kepribadian kita (sok bangeet kan). Apalagi tes psikotes selalu ditaruh diawal. Ini yang paling penting, saya selalu gagal di Psikotest. Entahlah apa yang membuat gagal. Semula saya mengira saya terkena gangguang jiwa, tapi kalau saya pikir lagi, hm... penilaian psikolog yang begitu subjektif yang membuat saya terjegal dalam tahap itu. Sungguh tidak ada hubunganya manakala kita hendak melamar menjadi seorang "legal corporate" namun kita disuruh menjawab soal yang berhubungan dengan menggulang gulingkan kubus, menggabungkan bangun-bangun datar yang terpotong - potong.

Mengapa tidak ditanyakan tentang sebuat permasalahan hukum, dan kemudian kita ditanya bagaimana problem solving dari case tersebut. Itulah yang dicari dari seorang Legal. Dimana dia menggunakan kemampuan benar benar sesuai dengan bidang keilmuannya. Bukan dengan kemampuan numerik, menghitung, verbal, dan apalah segala tetek bengek psikotest itu. Juga satu hal yang saya mau bagi disini.
Semua perusahaan rata-rata menggunakan Soal PSikotest yang sama. Ga berkembang banget.Edisi Revisi 1999... Hoah sekarang sudah tahun berapa? dan saya sudah menjalani soal Psikotes itu sudah ke 8 kalinya dengan soal yang sama.

Saya sampai lekat dengan beberapa pertanyaan itu :
1. Berapa jarak surabaya jakarta?
2. Siapa penemu Penicilin?
3. Berapa diameter uang Rp 50?
4. Berapa tinggi rata- rata anak usia 10 tahun?

apakah pertanyaan -pertanyaan ini yang dibutuhkan untuk seorang legal? officer? atau apalah?? hHahahahaha sungguh suatu sistem yang aneh dan ketinggalan. Benar-benar tidak sesuai dengan kompetensi nya. Kalo begitu tidak perlu kita belajar di Fakultas lain,cukup masuk Fakultas Psikologi saja .... cukup. Sehingga kita bisa tau bagaimana cara menjawabnya. karena yang diujikan adala standard keilmuan tersebut.

Bahasa Inggris dengan standard 500(saya sangat mengerti dan wajar, memang kemampuan Bahasa Inggris sangat dibutuhkan untuk era saat ini).Kemampuan Bahasa Inggris both oral and written sangat wajar dan memang perlu. Untuk itu buat pembaca yang bahasa Inggris kurang, harus segera berbenah,karena tidak akan laku jika tidak bisa BAhasa tersebut, bahkan itu lebih penting daripada Bahasa Indonesia kita sendiri (ironis memang,apalagi kalo inget nilai UAN sekarang) HAhhahaha saya hanya bisa tertawa.

Selain itu juga ada yang penting lagi. KOneksi, alias jaringan untuk diterima dalam perusahaan itu alias KKN atau bahkan faktor rasis mungkin ya.
ini sepenggal kisah saya dan teman - teman saya... saya akan tulis di blog selanjtnya... okeh