Rabu, 01 Agustus 2012

Celoteh, Problematika, Saran, dan Solusi tentang Buka Bersama


Bulan Ramadhan ini merupakan Bulan penuh hikmah dimana setiap minggunya dapat dijadikan sebagai ajang bertemu kembali dengan teman-teman lama. Saat ini umur saya 24 tahun, dimana saya mempunyai beberapa kesatuan teman. Yeap! Mulai dari teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, teman sekantor, atau bahkan teman-teman di kelompok yang lain. Bulan puasa di Indonesia ini benar-benar tercipta lingkungan yang sangat kondusif untuk kita sebagai umat Islam dalam menjalan ibadah ini. Semua sektor kehidupan mendukung, mulai dari penyesuaian jam kerja, acara-acara di televisi, dan semua hal disetiap sendi kehidupan (tapi bukan berarti kita menjadikan ibadah puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan dan minta dimaklumi).


Let's talk about Buka bersama....


Buka bersama akan sangat sering dilakukan di Bulan Ramadhan ini, namun jangan sampai buka bersama yang semula tujuannya untuk mempererat silahturahim malah menjadikan kita menonjolkan kehedonan. Misalnya buka bersama di restoran yang mahal dan dilakukan setiap minggu. Hal lain yang patut dihindari adalah karena saking asyiknya bertemu kawan lama kita menjadi lupa waktu untuk melakukan sholat maghrib. Hal ini juga seringkali dialami oleh penulis, jadi penulis benar-benar berharap untuk siapapun yang bertemu dengan penulis di waktu buka bersama untuk saling mengingatkan melaksanakan sholat maghrib. Sekali lagi saya tegaskan buka bersama adalah ajang silahturahim bukan ajang berghibah, karena akan sangat sulit mencari topik untuk berbincang dengan teman lama selain ngomongin teman satu sama lain. (bener kan?) *ini juga yang sulit dihindari oleh penulis.

Dalam setiap buka bersama pun memerlukan proses yang panjang (kalo menurut saya). Mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap paling susah adalah tahap perencanaan yakni penentuan tanggal dan tempat. Dalam tahap ini kita akan menemui beberapa kepentingan setiap individu di dalamnya. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan karakter setiap orang yang terlibat di dalamnya. Dalam pemilihan tempat, ada teman yang mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan bersama dengan memaksakan untuk memilih lokasi yang dekat dengan rumahnya, padahal rumahnya jelas-jelas jauh dipinggir kota, dengan alasan  kejauhan.. Ambil di daerah tengah2. Kshan klo temen2 yg rumahnya ujung2 *seperti saya* :D”. Daerah tengah adalah daerah yang tidak menguntungkan semua pihak, dimana banyak teman-teman yang rumahnya berada di daerah dekat sekolah dan hanya dia yang rumahnya jauh dari peradaban. Jika hal ini tidak dituruti maka dia akan marah dan karena dia adalah orang yang berpengaruh maka hasilnya akan dipaksakan sesuai dengan tempat keinginannya dan para undangan yang datang sedikit. Disini dapat dikatakan bahwa rencana akan gagal karena salah pemilihan tempat.Sedikit tips dari saya dalam pemilihan tempat buka bersama adalah carilah tempat yang dekat dengan tempat kalian dipertemukan. Contohnya jika kalian dipertemukan di Sekolah Dasar maka carilah tempat di sekitar Sekolah kalian dahulu, karena selain tempatnya sudah diketahui oleh semua undangan, kalian juga dapat mengingat masa-masa saat bersekolah disana, nostalgia lingkungan sekitar.

Begitu juga dalam pemilihan waktu, ada juga beberapa type teman yang sukanya mengusulkan waktu sesuai dengan jadwalnya dia. Dengan alasan “kalo tanggal segitu aku ga bisa, aku udah ada jadwal lain dengan teman yang lain, diganti minggu depan ajah wis, biar aku bisa ikut”. Dalam hal ini teman-teman sebelumnya sudah menyepakati tanggal sebelumnya, namun hanya karena kepentingan satu orang, mungkinkah kita akan mengubah tanggal? Yeap dapat diprediksi hasil paling buruk jika kita menurutinya adalah penentuan waktu buka bersama telah diubah sesuai dengan “kemauan”-nya namun ternyata pada hari yang dia usulkan, justru dia tidak datang. Hooo... Exactly failed. Sedikit lagi saran dari saya dalam penentuan tanggal, disini kita harus dapat mengakomodir kepentingan beberapa pihak, diperlukan satu orang yang tegas dan bersedia menjadi koordinator dalam penentuan tanggal, carilah tanggal dimana semua orang bisa atau mayoritas. Tanggal yang tepat menurut saya adalah diakhir-akhir Ramadhan dimana banyak teman yang bekerja merantau atau sekolah dikota lain telah kembali ke kampung halamannya. Disitulah kita dapat bertemu dengan teman-teman yang lama tidak menjadi satu kota lagi, jika hanya bertemu dengan teman itu-itu saja, maka akan membosankan.

Adalagi type teman yang penurut, dia akan memasrahkan kepada panitia tanggal dan tempatnya. Jika dia dapat hadir diwaktu yang telah ditentukan dia akan datang, jika tidak dia akan tidak datang dan ikhlas membiarkan acara buka bersama berjalan tanpa kehadirannya. Menurut penulis, teman-teman seperti ini lebih enak daripada teman yang suka memaksakan kehendak, namun ada sisi buruknya adalah teman-teman ini tidak dapat memberikan kepastian atas kehadirannya nanti atau tidak. Silahkan pilih untuk berurusan dengan yang mana, tapi menurutku kedua tipe ini akan selalu ada dalam setiap kelompok pertemanan.

Tahap pelaksanaan adalah tahap yang menggembirakan, namun akan menjadi tidak gembira jika pada menit-menit terakhir terdapat beberapa teman yang men-cancel kehadirannya. Humm hal itu sering terjadi loh kawan. Saran lagi dari saya adalah, ketika kita menjadi orang yang me-cancel kehadiran, janganlah di waktu yang “detik-detik terakhir” (sumpah kayak menunggu ajal). Apalagi jika buka bersama diadakan di rumah salah satu teman kita, hal itu akan mengecewakan si penyelenggara buka bersama.
Tahap akhir yakni tahap pembayaran saat buka bersama. Akan lebih simple jika buka bersama dilakukan di salah satu rumah teman, maka tahap akhir yang dilakukan adalah bantuan untuk membereskan. Jangan asal pulang begitu saja. Jika dilakukan di restauran maka jangan berharap ada yang ngebayarin, itu sungguh memalukan kawan. Kalian juga perlu memperhatikan anggaran pendapatan dan belanja diri sendiri. Jangan sampai buka bersama membuat kalian bangkrut padahal masih ada hari esok untuk berlebaran kawan.

Sekian celoteh saya atas uneg-uneg tentang buka bersama ini. Mohon maaf jika ada yang tersindir, saya tidak bermaksud memusuhi, disini saya hanya sebagai pengamat yang sedang berpendapat. UUD 1945 masih ada pasal yang menyatakan kebebasan kita untuk berpendapat bukan? Ok, berarti saya tidak melanggar hukum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar